Dilihat : kali

Massunna’ atau Makkatte’, kedua istilah tersebut tidak akan dikenal di daerah lain. Namun bagi masyarakat Bugis Makassar kedua kata tersebut merupakan tradisi yang melekat dengan ritual keagamaan yang meng-Islam-kan anak-anak. Dalam agama Islam proses tersebut ditandai dengan khitan atau sunat. Tradisi khitan bagi anak perempuan disebut Makkatte’, sementara khitan untuk anak laki-laki disebut Massunna’. Anak laki-laki yang disunat biasanya berumur 5 – 10 tahun, sedangkan pada anak perempuan umurnya lebih muda lagi. Secara tradisional, proses pelaksanaan tradisi Makatte’ dilakukan oleh seorang perempuan yang ahli dan dipercayai oleh keluarga, disebut Sanro. Sedangkan, proses Masunna’ dilakukan oleh laki-laki yang ahli dan terampil.

Proses Masunna’ biasanya menggunakan bilah bambu yang digunakan untuk melukai ujung kulit yang menutupi kepala penis pada laki-laki. Teknik tersebut seringkali digunakan hanya untuk mengeluarkan darah dari ujung kemaluan laki-laki, sehingga ritual tersebut telah dianggap ‘sah’ secara adat. Namun, pada kenyataannya tidak terjadi pemotongan dari kulup penis yang mengakibatkan kepala penis masih tertutup oleh kulup. Sehingga, pada saat buang air kecil akan meninggalkan sisa kencing di kulup penis dan menjadikan area tersebut masih ‘najis’.

Dari sisi kesehatan, teknik tersebut akan berpotensi menjadi tempat tinggal mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dsb) yang dapat membahayakan kesehatan ‘genitalia’ bahkan dapat mengganggu fungsi ‘reproduksi’ pada laki-laki. Teknik kuno tersebut mengakibatkan beberapa orang laki-laki dewasa datang ke Rumah Sunat Sidoki Makassar untuk dilakukan tindakan sunat dengan pemotongan ujung kulup penis. Mereka merasa tidak tenang dan tidak nyaman dengan kondisi tersebut karena dikhawatirkan masih ada najis yang tertinggal sisa kencing dan menjadikan ibadah mereka tidak diterima oleh Yang Maha Kuasa.

Seiring bertambahnya waktu, teknik perlukaan berkembang menjadi teknik pemotongan meskipun masih menggunakan bilah bambu yang tajam. Pemotongan yang dilakukan seringkali tidak sesuai dengan ukuran yang ideal. Hasilnya, meskipun kepala penis telah terbuka akan tetapi masih ada sebagian kepala penis yang tertutupi oleh kulup penis. Sehingga teknik pemotongan tersebut tidaklah sempurna dan masih dibutuhkan perbaikan saat dewasa.

Di Rumah Sunat Sidoki Makassar telah mengembangkan beberapa teknik pemotongan pada tindakan sunat atau khitan atau sirkumsisi. Beberapa teknik tersebut selalu memperhatikan akurasi dan presisi pemotongan kulup penis agar tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Akurasi menunjukkan letak pemotongan harus berada di bagian antara kepala (glans penis) dan badan (corpus penis), yaitu leher penis atau ‘corona glandis’. Presisi berarti harus ‘pas’ di garis yang telah di-mark sebelum pemotongan dan menjadikan hasil akhir sunat tampak ‘estetis’.

Semua metode yang kami gunakan haruslah memperhatikan akurasi dan presisi dalam pemotongan. Pada teknik guillotine biasanya menyisakan bagian kulit dalam (inner foreskin), maka kami akan merapikan bagian kulit yang masih panjang tersebut. Pada teknik klamp, biasanya kami akan menarik kulit dalam (inner foreskin) terlebih dahulu secara maksimal sebelum dilakukan pemotongan sehingga akan menghasilkan estetika yang menarik. Dan pada teknik dorsumsisi kami melakukan pemotongan dengan perhitungan agar posisinya bisa ‘pas’.

Oleh karena itu, bagi Anda yang memiliki anak belum sunat silahkan konsultasikan kepada kami tentang metode sunat apa yang terbaik bagi Ananda. Anda tidak perlu khawatir akan terjadi ‘gagal sunat’ alias sunatnya perlu diulang kembali akibat pemotongan yang tidak presisi. Para dokter kami telah berpengalaman dan memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Dan kami didukung dengan prosedur tindakan sunat dari Asosiasi Dokter Khitan Indonesia atau ASDOKI.

Untuk Informasi dan Konsultasi :

HP/WA: 0811 443 922

FB        : Sidoki Ahlinya Sunat

IG         : sidoki_ahlinyasunat

WEB    : www.sidokiahlinyasunat.com

Alamat            : Graha Pena Fajar, Mini Ruko 06-07. Jln. Urip Sumohardjo No.20 Makassar